Sekolah Para Juara **** Better Education For Better Life **
Minggu, 14 Oktober 2012
Minggu, 23 September 2012
Senin, 27 Agustus 2012
AKREDITASI SDIT Insantama Banjar
PERSIAPAN AKREDITASI
29 AGUSTUS - 30 AGUSTUS 2012
Mudah-Mudahan Dengan segala potensi dan Kerja Kerasnya dapat Membuahkan hasil sesuai dengan harapan kita semua
Mohon Do'a nya
Agar SDIT Insantama Banjar Bisa Sukses Selalu
29 AGUSTUS - 30 AGUSTUS 2012
Mudah-Mudahan Dengan segala potensi dan Kerja Kerasnya dapat Membuahkan hasil sesuai dengan harapan kita semua
Mohon Do'a nya
Agar SDIT Insantama Banjar Bisa Sukses Selalu
Minggu, 19 Agustus 2012
Keluarga Besar SDIT Insantama Kota Banjar seluruh Staf, Kepala Sekolah dan Guru-Guru Beserta Yayasan Insantama Cendekia Banjar
Mengucapkan
Minal Aidzin wal Faidzin
Mohon Maaf Lahir dan Batin
1 Syawal 1433 H
Sayub terdengar takbir berkumandang
tanda bulan suci Ramadhan telah lewat
saatnya meraih ampunan-Nya
untuk sikap dan lisan yang tak terjaga
Ampunan didapat barokah didapat
Taqobalallahu minna wa minkum
sekali lagi Mohon Maaf Lahir dan Batin
akan selalu terus mengalir di hari yang fitri ini
dimana langkah membekas lara dan banyak lagi
khilaf yang tampa disengaja mengiringi perjalan kami
Mengucapkan
Minal Aidzin wal Faidzin
Mohon Maaf Lahir dan Batin
1 Syawal 1433 H
Sayub terdengar takbir berkumandang
tanda bulan suci Ramadhan telah lewat
saatnya meraih ampunan-Nya
untuk sikap dan lisan yang tak terjaga
Ampunan didapat barokah didapat
Taqobalallahu minna wa minkum
sekali lagi Mohon Maaf Lahir dan Batin
akan selalu terus mengalir di hari yang fitri ini
dimana langkah membekas lara dan banyak lagi
khilaf yang tampa disengaja mengiringi perjalan kami
Sabtu, 21 Juli 2012
Jumat, 20 Juli 2012
Kamis, 12 Juli 2012
Bagi yang mau lihat fuul silakan kunjungi saja
plus.google.com/photos/ 110762826257839831458/albums/ 5763080313838531601
banyak fotonya
Minggu, 24 Juni 2012
Jumat, 22 Juni 2012
Senin, 18 Juni 2012
DAFTAR PESERTA DIDIK BARU SDIT Insantama Banjar Tahun Pelajaran 2012/2013
1. Adi Muhammad Rifa
2. Azka Zakiah
3. Annisa Muthia Rahma
4. Annisa Meidina G
5. Bisma Rizkya Dwi Braja
6. Barroq Al Mubarak
7. Bilqisty. M
8. Citra Fitriani Azzahra
9. Dendy Rayhan Garlan Suranto
10. Daffa Rizky Almasah
11. Farid Yusron Syabani
12. Fahri Maulana Kholidi
13. Faisal Adilla
14. Ghefira Nur Fatimah A
15. Ghaida Azzahramay Dinar
16. Hadaya Wijdan Az-zikri
17. Hanifah Aprilia Putri
18. Hilwa Rasyidah
19. Haikal Ramadhana Safari
20. Haekal Ramadhan P
21. Haura Wisnu Syakira
22. Ikrima Zahra
23. Kamilya Nasywa Jauhar
24. Keva Azqila R
25. Muhammad Haikal PS
26. Mahesa Djati Barna Kusumah
27. Muhammad Nur Fikri Zhafif
28. Muhammad Altaf Avilla
29. M.Rifa'i Ramdhanai
30. Muhammad Nabil Ashari
31. Naufal Muhammad Rizqi
32. No ini ____@ Konfirmasi telah batal
33. Nayla Andriana Putri
34. Nur'ainun Sauthi Qalbi
35. Nayla Kirani Hermansyah
36. Nazwa Malik
37. Natasya Ivana
38. Raihan Kamal Ramadhani
39. Riza Matsania Anwar
40. Syahla Aghnia Setiami
41. Syifana Ramadhani Fauzi
42. Sabitah Sya'bani Nagara
43. Siti Fatimah Azzahra
44. Salsabila Shafa Maulida
45. Sabila Husna Az Zahra
46. Salsabila Putri Nugraha
47. Syifana Ramadhani Fauzi
48. Tania Oktavia
49. Thariq Fathan Bahtiar
50. Wahyu Arifin
51. Zianda Fauzani Anwar
52. Riza Natasnia Anwar
53. Zain Nabil Maulana Alhamdi
54. Kintara Yuni Zaki Habibi
2. Azka Zakiah
3. Annisa Muthia Rahma
4. Annisa Meidina G
5. Bisma Rizkya Dwi Braja
6. Barroq Al Mubarak
7. Bilqisty. M
8. Citra Fitriani Azzahra
9. Dendy Rayhan Garlan Suranto
10. Daffa Rizky Almasah
11. Farid Yusron Syabani
12. Fahri Maulana Kholidi
13. Faisal Adilla
14. Ghefira Nur Fatimah A
15. Ghaida Azzahramay Dinar
16. Hadaya Wijdan Az-zikri
17. Hanifah Aprilia Putri
18. Hilwa Rasyidah
19. Haikal Ramadhana Safari
20. Haekal Ramadhan P
21. Haura Wisnu Syakira
22. Ikrima Zahra
23. Kamilya Nasywa Jauhar
24. Keva Azqila R
25. Muhammad Haikal PS
26. Mahesa Djati Barna Kusumah
27. Muhammad Nur Fikri Zhafif
28. Muhammad Altaf Avilla
29. M.Rifa'i Ramdhanai
30. Muhammad Nabil Ashari
31. Naufal Muhammad Rizqi
32. No ini ____@ Konfirmasi telah batal
33. Nayla Andriana Putri
34. Nur'ainun Sauthi Qalbi
35. Nayla Kirani Hermansyah
36. Nazwa Malik
37. Natasya Ivana
38. Raihan Kamal Ramadhani
39. Riza Matsania Anwar
40. Syahla Aghnia Setiami
41. Syifana Ramadhani Fauzi
42. Sabitah Sya'bani Nagara
43. Siti Fatimah Azzahra
44. Salsabila Shafa Maulida
45. Sabila Husna Az Zahra
46. Salsabila Putri Nugraha
47. Syifana Ramadhani Fauzi
48. Tania Oktavia
49. Thariq Fathan Bahtiar
50. Wahyu Arifin
51. Zianda Fauzani Anwar
52. Riza Natasnia Anwar
53. Zain Nabil Maulana Alhamdi
54. Kintara Yuni Zaki Habibi
Rabu, 06 Juni 2012
Kamis, 24 Mei 2012
Ibu sebagai Guru Pertama dan Utama
Ibu adalah orang yang paling dekat dengan anak dan paling awal
dipercaya oleh anak. Selama 9 bulan lebih, Ibu telah mengandung janin
(calon anak). Pada saat itu anak mulai menyatu dengan diri dan jiwa
ibunya. Sehingga dapat dikatakan bahwa perkembangan janin sampai ia
terlahir ke dunia sangat ditentukan oleh ketulusan dan kesabaran ibunya
untuk menjaganya hingga tumbuh menjadi bayi yang sehat.
Setelah anak lahir ke dunia pun, anak sangat tergantung pada ibunya. Sebab diawal kehidupannya, hanya ibunya lah yang bisa memberikan makanan terbaik baginya berupa air susu ibu. Sang anak membutuhkan air susu ibunya selama 2 tahun penuh.
Selain air susu ibu, anak juga sangat butuh akan pelukan ibunya agar memperoleh rasa aman. Hal Inilah ibu menjadi orang yang paling dekat dengan anak dan orang yang paling dipercaya oleh anak.
Oleh karena itu, sejak awal kehidupan anak, ibu adalah orang yang paling menguasai dan memahami pertumbuhan dan perkembangan anak secara detil.
Ibu jugalah orang yang pertama kali mengajak berkomunikasi dengan anak dan juga orang yang pertama memahami cara berkomunikasi anak. Ini semua merupakan potensi besar bagi ibu menjadi guru pertama dan utama bagi anak sejak awal kehidupannya, yakni sejak dalam kandungan.
Sikap dan perilaku ibu menjadi teladan pertama bagi anak. Terlebih lagi Allah SWT telah memfungsikan indera pendengaran anak sejak usia empat bulan dalam kandungan. Sehingga lantunan ayat-ayat Al Qur’an yang sering dibacakan oleh seorang ibu pada saat hamil akan berpengaruh besar bagi pertumbuhan sang anak. Potensi luar biasa ini tidak dimiliki oleh siapapun kecuali ibu. Inilah yang menyebabkan posisi ibu merupakan sosok yang ideal sebagai guru pertama dan utama.
Peran strategis ibu bagi kemajuan bangsa
Adanya keterlibatan setiap ibu secara sungguh-sungguh dan penuh ketulusan dalam mendidik anak sejak awal kehidupannya sangat menentukan hasil kualitas generasi. Sementara kualitas generasi saat ini sangat menentukan kualitas pemimpin bangsa di masa depan.
Oleh karena itu bila negeri ini ingin mempunyai generasi pemimpin berkualitas yakni, negarawan-negarawan yang bertanggung jawab terhadap kesejahteraan, keamanan, dan kemuliaan rakyatnya, bahkan negarawan-negarawan yang akan membawa bangsa ini menjadi bangsa yang maju dan mulia di hadapan bangsa-bangsa lain di dunia di masa datang, maka para ibu di negeri ini harus difungsikan peran utamanya sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya.
Sehingga semua anak di negeri ini terjamin mendapatkan pendidikan yang baik dan kasih sayang yang tulus sejak awal kehidupannya. Selanjutnya akan memudahkan anak untuk tumbuh menjadi anak yang sholeh/sholehah.
Peran strategis ini hendaklah mendapat perhatian dari negara. Sebab hanya negara yang bisa mempunyai kekuatan besar untuk membuat arus deras (massal) di tengah-tengah masyarakat untuk memfokuskan peran ibu sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Apalagi untuk menjalankan peran ini, para ibu (secara massal) perlu mendapatkan pembekalan yang cukup secara terus-menerus tentang ilmu merawat dan mendidik anak, sehingga setiap ibu mampu menjadi guru bagi anak-anaknya sejak awal kehidupannya.
Tentu saja hal ini membutuhkan dana dan tenaga yang besar. Sehingga tanggung jawab ini hanya layak ditanggung oleh negara, bukan masyarakat apalagi seorang indvidu. Demikian pula para ibu perlu difasilitasi oleh negara agar mereka mudah menjalankan perannya yang strategis ini.
Peran negara terhadap peran strategis ibu sebagai guru pertama dan utama
Adapun wujud peran negara terhadap peran strategis ibu ini mencakup tiga hal yaitu:
Pertama, negara berperan dalam memberikan pembekalan kepada setiap perempuan, baik ibu maupun calon ibu tentang pengetahuan yang terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai usia, metode pendidikan yang tepat untuk melejitkan perkembangan setiap anak, dan materi pembelajaran yang tepat sesuai usia anak. Pembekalan ini bisa diberikan lewat pendidikan formal maupun non formal.
Kedua, negara berperan mengeluarkan kebijakan khusus kepada perempuan agar mereka hanya bekerja setengah hari atau part time, sehinggga mereka masih bisa menjalankan perannya sebagai ibu secara ideal. Negara juga berperan mengeluarkan kebijakan agar setiap kantor memfasilitasi para ibu bekerja yang sedang menyusui, sehingga sang anak tetap mendapatkan makanan terbaik yang Allah ciptakan bagi sang anak.
Ketiga, negara menyediakan lapangan kerja yang cukup bagi para suami dan bapak sebagai kepala rumah tangga, sehingga tulang punggung pencari nafkah adalah para suami dan bapak. Dengan demikian perempuan tidak perlu mati-matian bekerja seharian untuk mencukupi kebutuhannya dan anak-anaknya, sehinggga para ibu fokus merawat dan mendidik anak-anaknya menjadi anak yang sholeh.
Bila kita cermati realitas saat ini, masih banyak ibu belum mampu menjalankan perannya, khususnya dalam membina dan mendidik anak-anaknya. Untuk itu hendaknya ada sekelompok kaum muslimin yang senantiasa menyadarkan para ibu betapa pentingnya peran ibu sebagai guru pertama dan utama bagi anak-anaknya, untuk menghasilkan kualitas generasi di masa datang.
Apalagi balasan yang diberikan Allah SWT kepada orang tua yang berhasil mendidik anaknya adalah surga. Selanjutnya mendorong para ibu untuk terus-menerus belajar tentang cara mendidik anak sesuai usianya, sampai mereka mampu dan percaya diri menjalankan fungsi utamanya sebagai guru pertama dan utama bagi anak-anaknya.
Setelah anak lahir ke dunia pun, anak sangat tergantung pada ibunya. Sebab diawal kehidupannya, hanya ibunya lah yang bisa memberikan makanan terbaik baginya berupa air susu ibu. Sang anak membutuhkan air susu ibunya selama 2 tahun penuh.
Selain air susu ibu, anak juga sangat butuh akan pelukan ibunya agar memperoleh rasa aman. Hal Inilah ibu menjadi orang yang paling dekat dengan anak dan orang yang paling dipercaya oleh anak.
Oleh karena itu, sejak awal kehidupan anak, ibu adalah orang yang paling menguasai dan memahami pertumbuhan dan perkembangan anak secara detil.
Ibu jugalah orang yang pertama kali mengajak berkomunikasi dengan anak dan juga orang yang pertama memahami cara berkomunikasi anak. Ini semua merupakan potensi besar bagi ibu menjadi guru pertama dan utama bagi anak sejak awal kehidupannya, yakni sejak dalam kandungan.
Sikap dan perilaku ibu menjadi teladan pertama bagi anak. Terlebih lagi Allah SWT telah memfungsikan indera pendengaran anak sejak usia empat bulan dalam kandungan. Sehingga lantunan ayat-ayat Al Qur’an yang sering dibacakan oleh seorang ibu pada saat hamil akan berpengaruh besar bagi pertumbuhan sang anak. Potensi luar biasa ini tidak dimiliki oleh siapapun kecuali ibu. Inilah yang menyebabkan posisi ibu merupakan sosok yang ideal sebagai guru pertama dan utama.
Peran strategis ibu bagi kemajuan bangsa
Adanya keterlibatan setiap ibu secara sungguh-sungguh dan penuh ketulusan dalam mendidik anak sejak awal kehidupannya sangat menentukan hasil kualitas generasi. Sementara kualitas generasi saat ini sangat menentukan kualitas pemimpin bangsa di masa depan.
Oleh karena itu bila negeri ini ingin mempunyai generasi pemimpin berkualitas yakni, negarawan-negarawan yang bertanggung jawab terhadap kesejahteraan, keamanan, dan kemuliaan rakyatnya, bahkan negarawan-negarawan yang akan membawa bangsa ini menjadi bangsa yang maju dan mulia di hadapan bangsa-bangsa lain di dunia di masa datang, maka para ibu di negeri ini harus difungsikan peran utamanya sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya.
Sehingga semua anak di negeri ini terjamin mendapatkan pendidikan yang baik dan kasih sayang yang tulus sejak awal kehidupannya. Selanjutnya akan memudahkan anak untuk tumbuh menjadi anak yang sholeh/sholehah.
Peran strategis ini hendaklah mendapat perhatian dari negara. Sebab hanya negara yang bisa mempunyai kekuatan besar untuk membuat arus deras (massal) di tengah-tengah masyarakat untuk memfokuskan peran ibu sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Apalagi untuk menjalankan peran ini, para ibu (secara massal) perlu mendapatkan pembekalan yang cukup secara terus-menerus tentang ilmu merawat dan mendidik anak, sehingga setiap ibu mampu menjadi guru bagi anak-anaknya sejak awal kehidupannya.
Tentu saja hal ini membutuhkan dana dan tenaga yang besar. Sehingga tanggung jawab ini hanya layak ditanggung oleh negara, bukan masyarakat apalagi seorang indvidu. Demikian pula para ibu perlu difasilitasi oleh negara agar mereka mudah menjalankan perannya yang strategis ini.
Peran negara terhadap peran strategis ibu sebagai guru pertama dan utama
Adapun wujud peran negara terhadap peran strategis ibu ini mencakup tiga hal yaitu:
Pertama, negara berperan dalam memberikan pembekalan kepada setiap perempuan, baik ibu maupun calon ibu tentang pengetahuan yang terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai usia, metode pendidikan yang tepat untuk melejitkan perkembangan setiap anak, dan materi pembelajaran yang tepat sesuai usia anak. Pembekalan ini bisa diberikan lewat pendidikan formal maupun non formal.
Kedua, negara berperan mengeluarkan kebijakan khusus kepada perempuan agar mereka hanya bekerja setengah hari atau part time, sehinggga mereka masih bisa menjalankan perannya sebagai ibu secara ideal. Negara juga berperan mengeluarkan kebijakan agar setiap kantor memfasilitasi para ibu bekerja yang sedang menyusui, sehingga sang anak tetap mendapatkan makanan terbaik yang Allah ciptakan bagi sang anak.
Ketiga, negara menyediakan lapangan kerja yang cukup bagi para suami dan bapak sebagai kepala rumah tangga, sehingga tulang punggung pencari nafkah adalah para suami dan bapak. Dengan demikian perempuan tidak perlu mati-matian bekerja seharian untuk mencukupi kebutuhannya dan anak-anaknya, sehinggga para ibu fokus merawat dan mendidik anak-anaknya menjadi anak yang sholeh.
Bila kita cermati realitas saat ini, masih banyak ibu belum mampu menjalankan perannya, khususnya dalam membina dan mendidik anak-anaknya. Untuk itu hendaknya ada sekelompok kaum muslimin yang senantiasa menyadarkan para ibu betapa pentingnya peran ibu sebagai guru pertama dan utama bagi anak-anaknya, untuk menghasilkan kualitas generasi di masa datang.
Apalagi balasan yang diberikan Allah SWT kepada orang tua yang berhasil mendidik anaknya adalah surga. Selanjutnya mendorong para ibu untuk terus-menerus belajar tentang cara mendidik anak sesuai usianya, sampai mereka mampu dan percaya diri menjalankan fungsi utamanya sebagai guru pertama dan utama bagi anak-anaknya.
“Tidak ada pemberian orangtua kepada anak yang lebih utama daripada pendidikan yang baik” (HR.At-Tirmidzy).
Jika seorang manusia meninggal dunia, putuslah
amalnya kecuali dari tiga perkara: shodaqoh jariah, ilmu yang bermanfaat
dan doa anak yang shaleh (HR.Ahmad dan Muslim).
Kekuatan Pengasuhan Guru
Ada kekuatan di balik kata pengasuhan,
seperti apa kekuatan itu? Apakah pengasuhan juga termasuk bagian dari
kekuatan pembentukan karakter anak-anak? “Generasi ini butuh orang yang
bermental pengasuh,” tutur seorang trainer saat penulis mengikuti pelatihannya.
Belakangan ini kampus-kampus yang
mencetak para generasi pendidik semakin merebak di mana-mana. Sehingga
jumlah lulusan para pendidik baru di salah satu kampus di Jakarta saja
setiap tahunnya kurang lebih 11 ribu lulusan yang siap diterjunkan di
dunia pendidikan untuk menjadi “GURU”.
Penulis kali ini mengerucutkan kata
“Pengasuhan” untuk seorang GURU. Guru haruslah memiliki kekuatan
pengasuhan untuk anak didiknya. Pengasuh berbeda dengan pengajar atau
pendidik.
Namun, dalam tulisan ini kita tidak akan
memperdebatkan 3 kata di atas. Justru, kita para Guru harus mempunyai
kesepakatan bersama bahwa kita “Siap mengemban amanah warisan yang
diberikan oleh Nabi”. Warisan itu adalah ilmu dan para guru-lah yang
punya tanggung jawab secara moral dan profesi untuk mentransformasikan
ilmu kepada umat.
Tatkala kita sebagai guru mulai berfikir
bagaimana cara Nabi shallalahu alaihi wa sallam mencetak generasi para
sahabat di zamannya sehingga menjadi generasi yang berkualitas, maka
model generasi seperti itulah yang kita rindukan di zaman sekarang.
Ketika kita mulai serius mengkaji sistem dan metode pengajaran Nabi.
Begitupula kalau kita buka lembaran
sejarah keemasan peradaban Islam akan muncul nama-nama semisal Umar bin
Abdul Aziz, Abdurrahman Ad Dakhil, Sultan Muhammad Al Fatih, dan semua
pewaris peradaban di zamannya, kehidupan mereka tidak luput dari
keuletan seorang guru yang mengasuh mereka.
Ketika seorang guru yang diamanahi Abdul
Aziz, ayah dari Umar bin Abdul Aziz yang ketika itu menjadi gubernur di
Mesir, sang guru diberikan kewenangan oleh sang ayah semua yang
diperlukan seorang guru sekaligus pengasuh. Semua tindakan yang mengarah
kepada proses pendidikan dan kedisiplinan diizinkan untuk diambil
selama Umar dalam pengawasannya.
Suatu ketika Umar bin Abdul Aziz yang
masih kecil terlambat untuk datang sholat fardu berjama’ah di masjid,
kemudian ditanyakanlah oleh gurunya mengapa ia terlambat dan ia menjawab
”Pembantu saya menyisir rambut saya dahulu.” Gurunya kemudian
mengingatkannya, ”Jadi kamu lebih mementingkan menyisir rambutmu dari
pada sholat?”
Bukan hanya sebuah teguran yang
diberikan sang guru kepada anak didiknya tentang urgensi sholat
berjama’ah tepat waktu bagi seorang lelaki akan tetapi laporan tentang
kejadian itu segera sampai kepada ayahnya di Mesir. Ayahnya kemudian
meminta Umar agar mencukur gundul rambut kepalanya. Akhirnya Umar
mematuhi perintah sang ayah untuk mencukur rambutnya, bukan karena
semata taat kepada perintah kedua orang tuanya tetapi sebagai bentuk
rasa takutnya terhadap panggilan Allah dalam sholat di mana ia hadir
terlambat.
Bayangkan hanya masalah rambut, seorang
guru begitu perhatiannya untuk mengasuh Umar untuk tidak mengulanginya
lagi, yaitu berlama-lama mengurus rambut sehingga melalaikan sholat.
Sang guru memberikan sebuah pelajaran syariat tentang keutamaan shalat
berjama’ah juga pelajaran tentang hidup berdisiplin.
Ada sesuatu yang penting tetapi ada
sesuatu yang jauh lebih penting. Dan itulah pelajaran hidup. Itulah
pelajaran yang hanya muncul dari guru yang berjiwa pengasuh, tidak hanya
proses transformasi ilmu semata tetapi bagaimana ilmu itu diaplikasikan
dalam hidup juga termasuk ilmu yang tak kalah penting.
Maka, kalau kita lihat kondisi sekarang
ada beberapa guru yang memilih profesi bekerja menjadi seorang guru
berdasarkan “berapa jam ia mengajar dalam satu hari, setelah jam itu
berakhir berakhir pula interaksinya bersama anak didik” maka ada sebuah
proses yang terputus. Mungkin boro–boro (bahasa Jakarta)
mikirin lalainya anak sholat karena rambut, bisa jadi hanya untuk
mengenal nama-nama muridnya di kelas ia mengajar saja tidak ingat-ingat
sampai lulus. Mengajar hanya sebuah tuntutan profesi agar haknya segera
dipenuhi. Kewajiban itu hanya di dalam kelas di waktu jam pelajarannya
dan begitu selesailah itu semua begitu selesai.
Nauzubillah, semoga kita bukan tergolong guru yang seperti itu.
Maka dari itu, sangatlah penting
keberadaan guru berjiwa pengasuh. Karena pengasuhan lebih bermakna luas
daripada pengajaran, ada proses berfikir jauh kedepan bagaimana
perkembangan generasi penerus yang berkualitas, ada proses untuk terus
membangun manusia berkarakter, ada proses pembinaan akhlak dan ada
ikatan yang sangat kuat antara guru sang pemberi dan murid sang pencari .
Sahabatku, mari kita sama-sama saling
menjaga semangat untuk tetap menjadi Guru yang mempunyai mental
pengasuh. Mari hadirkan dalam diri kita keikhlasan dalam memberikan ilmu
kepada anak didik kita. Mari kita perhatikan perkembangan akhlak mereka
lebih dari perkembangan otak mereka
Selamat buat para guru, karena guru
adalah pekerjaan yang sehat. Karena guru adalah pekerjaan yang mulia,
karena guru, kehadirannya dirindukan umat lantaran amanah ilmu yang
mereka emban. Karena guru pengasuh yang hebat pasti akan lahir dari
tangan mereka generasi yang hebat.
Generasi ini rindu Guru pengasuh yang Hebat.
Selasa, 22 Mei 2012
Rabu, 09 Mei 2012
UN Generasi Pertama
Ujian Nasional
Insantama Kota Banjar pada tanggal 7 s/d 9 Mei Syukur Alhamdulillah telah Selesai , semoga para peserta didik lulus dengan menjadi yang terbaik
Insantama Kota Banjar pada tanggal 7 s/d 9 Mei Syukur Alhamdulillah telah Selesai , semoga para peserta didik lulus dengan menjadi yang terbaik
Kamis, 03 Mei 2012
Sekilas SDIT Insantama
Jumlah siswa: 158 orang
Jumlah guru: 17 orang
Selasa, 24 April 2012
Menerima Peserta Didik Baru tahun Ajaran 2011-2012
Sekolah Islam Terpadu Insantama kembali
mengundang para siswa/siswi untuk bergabung di Sekolah Para Juara dan Sekolah
Calon Pemimpin untuk dihantarkan menjadi generasi Islam yang unggul dan
berkepribadian Islam yang Tangguh
Selasa, 17 April 2012
Kekuatan Tersembunyi Petir
Satu kilatan petir menghasilkan listrik lebih besar daripada yang dihasilkan Amerika.
Di malam hari, saat hujan deras, langit tiba-tiba menyala, tak lama kemudian disusul oleh suara menggelegar. Tahukah Anda bagaimanakah petir luar biasa yang menerangi langit muncul? Tahukah Anda seberapa banyak cahaya yang dipancarkannya? Atau seberapa besar panas yang dilepaskannya?
Satu kilatan petir adalah cahaya terang yang terbentuk selama pelepasan listrik di atmosfer saat hujan badai. Petir dapat terjadi ketika tegangan listrik pada dua titik terpisah di atmosfer – masih dalam satu awan, atau antara awan dan permukaan tanah, atau antara dua permukaan tanah – mencapai tingkat tinggi.
Kilat petir terjadi dalam bentuk setidaknya dua sambaran. Pada sambaran pertama muatan negatif (-) mengalir dari awan ke permukaan tanah. Ini bukanlah kilatan yang sangat terang. Sejumlah kilat percabangan biasanya dapat terlihat menyebar keluar dari jalur kilat utama. Ketika sambaran pertama ini mencapai permukaan tanah, sebuah muatan berlawanan terbentuk pada titik yang akan disambarnya dan arus kilat kedua yang bermuatan positif terbentuk dari dalam jalur kilat utama tersebut langsung menuju awan. Dua kilat tersebut biasanya beradu sekitar 50 meter di atas permukaan tanah. Arus pendek terbentuk di titik pertemuan antara awan dan permukaan tanah tersebut, dan hasilnya sebuah arus listrik yang sangat kuat dan terang mengalir dari dalam jalur kilat utama itu menuju awan. Perbedaan tegangan pada aliran listrik antara awan dan permukaan tanah ini melebihi beberapa juta volt.
Energi yang dilepaskan oleh satu sambaran petir lebih besar daripada yang dihasilkan oleh seluruh pusat pembangkit tenaga listrik di Amerika. Suhu pada jalur di mana petir terbentuk dapat mencapai 10.000 derajat Celcius. Suhu di dalam tanur untuk meleburkan besi adalah antara 1.050 dan 1.100 derajat Celcius. Panas yang dihasilkan oleh sambaran petir terkecil dapat mencapai 10 kali lipatnya. Panas yang luar biasa ini berarti bahwa petir dapat dengan mudah membakar dan menghancurkan seluruh unsur yang ada di muka bumi. Perbandingan lainnya, suhu permukaan matahari tingginya 700.000 derajat Celcius. Dengan kata lain, suhu petir adalah 1/70 dari suhu permukaan matahari. Cahaya yang dikeluarkan oleh petir lebih terang daripada cahaya 10 juta bola lampu pijar berdaya 100 watt. Sebagai pembanding, satu kilatan petir menyinari sekelilinginya secara lebih terang dibandingkan ketika satu lampu pijar dinyalakan di setiap rumah di Istanbul. Allah mengarahkan perhatian pada kilauan luar biasa dari petir ini dalam Qur'an,
"...Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan." (QS. An Nuur, 24:43)
Kilatan yang terbentuk turun sangat cepat ke bumi dengan kecepatan 96.000 km/jam. Sambaran pertama mencapai titik pertemuan atau permukaan bumi dalam waktu 20 milidetik, dan sambaran dengan arah berlawanan menuju ke awan dalam tempo 70 mikrodetik. Secara keseluruhan petir berlangsung dalam waktu hingga setengah detik. Suara guruh yang mengikutinya disebabkan oleh pemanasan mendadak dari udara di sekitar jalur petir. Akibatnya, udara tersebut memuai dengan kecepatan melebihi kecepatan suara, meskipun gelombang kejutnya kembali ke gelombang suara normal dalam rentang beberapa meter. Gelombang suara terbentuk mengikuti udara atmosfer dan bentuk permukaan setelahnya. Itulah alasan terjadinya guntur dan petir yang susul-menyusul.
Saat kita merenungi semua perihal petir ini, kita dapat memahami bahwa peristiwa alam ini adalah sesuatu yang menakjubkan. Bagaimana sebuah kekuatan luar biasa semacam itu muncul dari partikel bermuatan positif dan negatif, yang tak terlihat oleh mata telanjang, menunjukkan bahwa petir diciptakan dengan sengaja. Lebih jauh lagi, kenyataan bahwa molekul-molekul nitrogen, yang sangat penting untuk tumbuhan, muncul dari kekuatan ini, sekali lagi membuktikan bahwa petir diciptakan dengan kearifan khusus.
Allah secara khusus menarik perhatian kita pada petir ini dalam Al Qur'an. Arti surat Ar Ra’d, salah satu surat Al Qur'an, sesungguhnya adalah "Guruh". Dalam ayat-ayat tentang petir Allah berfirman bahwa Dia menghadirkan petir pada manusia sebagai sumber rasa takut dan harapan. Allah juga berfirman bahwa guruh yang muncul saat petir menyambar bertasbih memujiNya. Allah telah menciptakan sejumlah tanda-tanda bagi kita pada petir. Kita wajib berpikir dan bersyukur bahwa guruh, yang mungkin belum pernah dipikirkan banyak orang seteliti ini dan yang menimbulkan perasaan takut dan pengharapan dalam diri manusia, adalah sebuah sarana yang dengannya rasa takut kepada Allah semakin bertambah dan yang dikirim olehNya untuk tujuan tertentu sebagaimana yang Dia kehendaki.
|
(SUMBER : http://www.harunyahya.com/)
Rabu, 28 Maret 2012
Kamis, 22 Maret 2012
Insantama Market Day 2012 Kota Banjar
Hayoo anak-anak!! SDIT Insantama siap menyelenggarakan Market Day ke II ,dimana partisipasi antum senuanya diturunkan dalam usaha untuk menjadi para pedagang yang handal jujura dan amanah
Insantama market day diselenggarakan pada hari rabu tanggal 28 Maret 2012, selamat berwira usaha anak-anak semoga antum dapat menjadi juara Wira Usaha yang handal Amin
Insantama market day diselenggarakan pada hari rabu tanggal 28 Maret 2012, selamat berwira usaha anak-anak semoga antum dapat menjadi juara Wira Usaha yang handal Amin
Selasa, 20 Maret 2012
BERSABARLAH, AYAH BUNDA!
Dear parent rahimakumullah,
saat orang sedang ramai membincangkan pola pendidikan anak dengan hypnotherapy,
seorang ibu muda yang sedang kerepotan mengurus putrinya yang sedang melewati
usia balita, ditawari program ini untuk putrinya. Dengan lembut sang ibu
menjawab, “Aduh, jangan anak saya deh yang dihypnotherapi, lebih baik saya saja
yang diterapi, agar saya lebih sabar mendidik anak saya.” Amazing!
Jawaban ibu itu sungguh luar
biasa. Ya, dear parent rahimakumullah, pastinya anda berdua sering mengalami
hari yang demikian melelahkan menghadapi anak-anak. Entah itu yang masih balita
ataupun yang pra-baligh. Ada hari di mana kita seperti bertekuk lutut mengasuh
mereka. Berulangkali kita berikan nasihat seolah memantul sempurna. Seperti tak
membekas bagi mereka.
Banyak orang tua yang kemudian
berpikir untuk mengambil shortcut, jalan pintas. Memasukkan anak ke sekolah
dengan harapan perilaku sang buah hati akan berubah saat bertemu dengan guru
dan kawan-kawan mereka yang lain. Apalagi sekarang banyak sekolah yang
menawarkan pola full day school.
Ayah dan bunda cukup mengantar
mereka ke sekolah di pagi hari lalu menjemputnya di sore hari dalam keadaan
mereka sudah letih sehingga tidak akan berbuat ‘macam-macam’ yang merepotkan
ayahbunda di rumah. Apalagi kalau mereka ikut program antarjemput, maka anda
berdua tidak akan lagi direpotkan dengan urusan yang satu itu. Lebih jauh lagi,
sudah banyak sekolah Islam yang bahkan menyediakan program boarding bagi
anak-anak kita yang masih menginjak usia pra-baligh. Cukup ayahbunda menjenguk
mereka sebulan sekali atau menerima kehadiran mereka selama dua minggu atau
sebulan saat musim liburan. Praktis, bukan?
Ohoi, seandainya Allah tidak
mengamanahkan pendidikan dan pengasuhan anak kepada kita, orang tuanya, maka
itu pasti akan jadi pilihan terefesien yang boleh kita ambil. Cukuplah orang
tuanya, maaf, sebagai pabrik anak-anak, dan tidak perlu mengambil peran sebagai
orang tua.
Rekan-rekan sesama orang tua
yang disayangi Allah, apakah kita cukup memahami arti ‘ayah’ dan ‘bunda’ saat
kita berazzam ingin memiliki buah hati? Apakah saat ia bunda lahirkan, dan ayah
timang, Anda berdua cukup mengerti konsekuensi sebagai ayah dan bunda? Bercanda
dan tertawa bersama buah hati adalah momen yang menyenangkan.
Tapi siapkah kita menerima
kenyataan bahwa hari-hari kita sebagai orang tua juga harus diisi dengan
mengurut dada dan kerenyut di kening menghadapi tingkah polah buah hati yang belum
mengenal dosa?
Dear kawan-kawan yang
berbahagia, siapkan mental kita sebagai seorang ayah dan bunda. Bersiap
menghadapi kelucuan, keunikan dan keaktifan psikomotorik anak-anak kita. Jangan
terbuai dengan impian bahwa sang buah hati akan selalu menurut dan
menyenangkan. Jangan pula melihat rumput tetangga yang nampak lebih hijau, yang
anak-anak mereka penurut dan mudah diatur.
Anak kita adalah anak kita
dengan segala kekhasan mereka. Bahkan si buyung pun bisa berbeda dengan si
upik, padahal datang dari rahim yang sama, bundanya. Ayah dan bunda yang
dicintai Allah, yang sekarang dibutuhkan oleh Anda berdua adalah kerja keras,
kerja cerdas dan pastinya kerjasama Anda bersama pasangan mengantarkan
anak-anak Anda berdua ke jenjang mardhotillah. Dan, ditambah kesabaran
menghadapi derunya ujian dari Allah lewat anak-anak Anda berdua.
Jangan menyerah lalu mengambil
jalan pintas melepaskan pengasuhan anak-anak kita kepada orang lain. Ingatlah,
Allah tidak akan menguji kita dengan sesuatu di luar batas kemampuan kita
sebagai orang tua.
“Allah tidak membebani
seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari
kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya.”(QS. Al-Baqarah: 286)
Yakinkah kita dengan janji
Allah di atas? Seberat apapun ujian yang dihadapi ayah dan bunda dalam menemani
buah hati, tidak di luar batas kemampuan kita sebagai insan. Yang kerap terjadi
adalah kita mudah berputus asa lalu menyerah untuk menjadi orang tua, lalu
mengalihkan pendidikan anak-anak kita ke pihak lain; sekolah dan pesantren.
Padahal jerih payah kita,
ketelatenan kita dan kesabaran kita dalam menghadapi anak-anak yang
‘menyusahkan’ kita sebagai orang tua, akan berbuah manis di hadapan Allah
kelak. Sabda Nabi saw.:
مَنْ ابْتُلِيَ مِنْ الْبَنَاتِ بِشَيْءٍ فَأَحْسَنَ إِلَيْهِنَّ كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِنْ النَّارِ
“Barangsiapa yang diuji dengan
memiliki anak-anak perempuan, lalu dia dapat mengasuh mereka dengan baik, maka
anak perempuannya itu akan menjadi penghalangnya baginya dari api neraka
kelak.” (HR. Al-Bukhari no. 1329 dan Muslim no. 2629).
مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تَبْلُغَا جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَا وَهُوَ وَضَمَّ أَصَابِعَهُ
“Barangsiapa yang mengasuh dua
orang anak perempuannya hingga dewasa, maka dia dan aku akan datang bersamaan
pada hari kiamat kelak.” Beliau jari-jemarinya.” (HR. Muslim no. 2631)
Jadi, ayah dan bunda,
bersabarlah!
Langganan:
Postingan (Atom)