Sekolah Para Juara **** Better Education For Better Life **
Rabu, 28 Maret 2012
Kamis, 22 Maret 2012
Insantama Market Day 2012 Kota Banjar
Hayoo anak-anak!! SDIT Insantama siap menyelenggarakan Market Day ke II ,dimana partisipasi antum senuanya diturunkan dalam usaha untuk menjadi para pedagang yang handal jujura dan amanah
Insantama market day diselenggarakan pada hari rabu tanggal 28 Maret 2012, selamat berwira usaha anak-anak semoga antum dapat menjadi juara Wira Usaha yang handal Amin
Insantama market day diselenggarakan pada hari rabu tanggal 28 Maret 2012, selamat berwira usaha anak-anak semoga antum dapat menjadi juara Wira Usaha yang handal Amin
Selasa, 20 Maret 2012
BERSABARLAH, AYAH BUNDA!
Dear parent rahimakumullah,
saat orang sedang ramai membincangkan pola pendidikan anak dengan hypnotherapy,
seorang ibu muda yang sedang kerepotan mengurus putrinya yang sedang melewati
usia balita, ditawari program ini untuk putrinya. Dengan lembut sang ibu
menjawab, “Aduh, jangan anak saya deh yang dihypnotherapi, lebih baik saya saja
yang diterapi, agar saya lebih sabar mendidik anak saya.” Amazing!
Jawaban ibu itu sungguh luar
biasa. Ya, dear parent rahimakumullah, pastinya anda berdua sering mengalami
hari yang demikian melelahkan menghadapi anak-anak. Entah itu yang masih balita
ataupun yang pra-baligh. Ada hari di mana kita seperti bertekuk lutut mengasuh
mereka. Berulangkali kita berikan nasihat seolah memantul sempurna. Seperti tak
membekas bagi mereka.
Banyak orang tua yang kemudian
berpikir untuk mengambil shortcut, jalan pintas. Memasukkan anak ke sekolah
dengan harapan perilaku sang buah hati akan berubah saat bertemu dengan guru
dan kawan-kawan mereka yang lain. Apalagi sekarang banyak sekolah yang
menawarkan pola full day school.
Ayah dan bunda cukup mengantar
mereka ke sekolah di pagi hari lalu menjemputnya di sore hari dalam keadaan
mereka sudah letih sehingga tidak akan berbuat ‘macam-macam’ yang merepotkan
ayahbunda di rumah. Apalagi kalau mereka ikut program antarjemput, maka anda
berdua tidak akan lagi direpotkan dengan urusan yang satu itu. Lebih jauh lagi,
sudah banyak sekolah Islam yang bahkan menyediakan program boarding bagi
anak-anak kita yang masih menginjak usia pra-baligh. Cukup ayahbunda menjenguk
mereka sebulan sekali atau menerima kehadiran mereka selama dua minggu atau
sebulan saat musim liburan. Praktis, bukan?
Ohoi, seandainya Allah tidak
mengamanahkan pendidikan dan pengasuhan anak kepada kita, orang tuanya, maka
itu pasti akan jadi pilihan terefesien yang boleh kita ambil. Cukuplah orang
tuanya, maaf, sebagai pabrik anak-anak, dan tidak perlu mengambil peran sebagai
orang tua.
Rekan-rekan sesama orang tua
yang disayangi Allah, apakah kita cukup memahami arti ‘ayah’ dan ‘bunda’ saat
kita berazzam ingin memiliki buah hati? Apakah saat ia bunda lahirkan, dan ayah
timang, Anda berdua cukup mengerti konsekuensi sebagai ayah dan bunda? Bercanda
dan tertawa bersama buah hati adalah momen yang menyenangkan.
Tapi siapkah kita menerima
kenyataan bahwa hari-hari kita sebagai orang tua juga harus diisi dengan
mengurut dada dan kerenyut di kening menghadapi tingkah polah buah hati yang belum
mengenal dosa?
Dear kawan-kawan yang
berbahagia, siapkan mental kita sebagai seorang ayah dan bunda. Bersiap
menghadapi kelucuan, keunikan dan keaktifan psikomotorik anak-anak kita. Jangan
terbuai dengan impian bahwa sang buah hati akan selalu menurut dan
menyenangkan. Jangan pula melihat rumput tetangga yang nampak lebih hijau, yang
anak-anak mereka penurut dan mudah diatur.
Anak kita adalah anak kita
dengan segala kekhasan mereka. Bahkan si buyung pun bisa berbeda dengan si
upik, padahal datang dari rahim yang sama, bundanya. Ayah dan bunda yang
dicintai Allah, yang sekarang dibutuhkan oleh Anda berdua adalah kerja keras,
kerja cerdas dan pastinya kerjasama Anda bersama pasangan mengantarkan
anak-anak Anda berdua ke jenjang mardhotillah. Dan, ditambah kesabaran
menghadapi derunya ujian dari Allah lewat anak-anak Anda berdua.
Jangan menyerah lalu mengambil
jalan pintas melepaskan pengasuhan anak-anak kita kepada orang lain. Ingatlah,
Allah tidak akan menguji kita dengan sesuatu di luar batas kemampuan kita
sebagai orang tua.
“Allah tidak membebani
seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari
kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya.”(QS. Al-Baqarah: 286)
Yakinkah kita dengan janji
Allah di atas? Seberat apapun ujian yang dihadapi ayah dan bunda dalam menemani
buah hati, tidak di luar batas kemampuan kita sebagai insan. Yang kerap terjadi
adalah kita mudah berputus asa lalu menyerah untuk menjadi orang tua, lalu
mengalihkan pendidikan anak-anak kita ke pihak lain; sekolah dan pesantren.
Padahal jerih payah kita,
ketelatenan kita dan kesabaran kita dalam menghadapi anak-anak yang
‘menyusahkan’ kita sebagai orang tua, akan berbuah manis di hadapan Allah
kelak. Sabda Nabi saw.:
مَنْ ابْتُلِيَ مِنْ الْبَنَاتِ بِشَيْءٍ فَأَحْسَنَ إِلَيْهِنَّ كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِنْ النَّارِ
“Barangsiapa yang diuji dengan
memiliki anak-anak perempuan, lalu dia dapat mengasuh mereka dengan baik, maka
anak perempuannya itu akan menjadi penghalangnya baginya dari api neraka
kelak.” (HR. Al-Bukhari no. 1329 dan Muslim no. 2629).
مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تَبْلُغَا جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَا وَهُوَ وَضَمَّ أَصَابِعَهُ
“Barangsiapa yang mengasuh dua
orang anak perempuannya hingga dewasa, maka dia dan aku akan datang bersamaan
pada hari kiamat kelak.” Beliau jari-jemarinya.” (HR. Muslim no. 2631)
Jadi, ayah dan bunda,
bersabarlah!
Rabu, 14 Maret 2012
Sabtu, 10 Maret 2012
Senin, 05 Maret 2012
Sabtu, 03 Maret 2012
Jumat, 02 Maret 2012
Langganan:
Postingan (Atom)