Senin, 30 Januari 2012




Who Am I ?!

Only people who have an understanding & awareness of the syari’a of ISLAM alone is capable of looking problems with a deep & brilliant. Hmm!”

Semua orang memang unik. Ketika kita terlahir di dunia, Allah swt udah ngasih kelebihan dan kekurangan masing-masing yang menjadikan kita punya karakter khas. Otomatis, seiring bertambahnya usia, tiap orang dituntut secara alamiah untuk mengenali jati dirinya. Who am i?!

Tak jarang, remaja en remaji bilang; “Aku nggak tau siapa diriku!”, “Aku juga nggak ngerti aku mau apa setelah lulus nanti?” atau“Sepertinya aku memang masih dalam tahap pencarian jati diri?” en ungkapan-ungkapan lainnya yang ikut mengekor di belakang, mempertanyakan jati dirinya yang tercecer entah ada dimana.

Bagi manusia yang pengen hidup bahagia, menemukan jati diri adalah harga mati. Coz, jati diri bisa diibaratkan bahan bakar yang memaksanya untuk bergerak meraih kebahagiaan hidup. Kita akan sanggup merengkuh upaya dengan mantap, jika jati diri kita pun mantap, sejati. So, kebutuhan pokok bagi kita selaku manusia menemukan jati diri.
Hmm! Pastinya D’RISEr sering berkelana di dalam angan yang berwujud rancangan gerak or target-target. Punya agenda harian, bulanan, tahunan, en seterusnya. Pengen jadi apa kita sekian tahun ke depan. Lulus sekolah, berpenghasilan demi menopang hidup plus dakwah, membahagiakan en membanggakan orangtua, menikah, punya anak en keturunan yang banyak untuk kita didik dengan cara Islam, punya keluarga dakwah yang nantinya bisa menjadi jantung revolusi! Kemudian kita mati, en berharap masuk ke dalam surgaNYA. Lolos dari jilatan api neraka.
Kita nggak main-main memperlakukan diri kita demi meraih kesuksesan hidup! Coz, kita berharap kita adalah mawar ideologis layaknya khadijah binti khuwailid, sumayyah binti khubath, asma’ binti abu bakar ash-shiddiq, asma’ binti yazid al-anshariyah, khaulah binti malik bin tsa’labah, ummu sulaym binti milhan, fathimah az-zahra binti rasulullah, nusaibah ummu imarah, en shahabiyat-shahabiyat lainnya. Apakah ukhtii sudah membaca semua kisah-kisah inspiring mereka? Mereka mampu juga jadi tangguh, jadi ‘alim, jadi shalehah, en pemberani. Berarti kita juga bisa kawan!
Kuncinya, pahami akan hakikat hidup kita. Kita berasal dari ALLAH, kita hidup hanya untuk beribadah kepada ALLAH, en akan kembali kepada ALLAH.  Normalnya, pemahaman ini akan menghasilkan karakter en jati diri yang selalu takut kepada ALLAH. That’s d’True Identity!
Ngeri kalau telat shalat, ngeri kalau nggak jujur, ngeri kalau pacaran, ngeri kalau ikut-ikutan teman menyontek, en serenceng perbuatan maksiat lainnya. Kita jadi diri sendiri. Jadi muslimah yang selalu pede karena tolok ukur kita adalah syariat. Kita bakal mikir berjuta kali kalau diajak mabal (bolos), diajak nongkrong di mall nggak karu-karuan, atau diajak cowok cakep nge-date. Semua bakal dibayar lunas sama ALLAH kalau kita tetap TEGUH membela ISLAM! Sama SURGA! Original! So, mari kita tekadkan bersama, en membenturkan do’a permohonan kepada ALLAH. Angkat kedua tanganmu kawan, Hmm!;
“Wahai ALLAH, bagikanlah kepadaku rasa takut kepadaMu yang bisa menghalangi antara kami dan maksiat kepadaMu. Bagikanlah kepada kami ketaatan yang bisa menyampaikan kami ke surgaMu. Bagikanlah kepada kami keyakinan yang bisa meringankan musibah dunia bagi kami. Berikanlah kenikmatan kepada kami dengan pendengaran, penglihatan, dan kekuatan kami, selama kami hidup di dunia ini. Jadikanlah semua itu menjadi warisan bagi kami. Jadikanlah pembalasan kami menimpa orang yang berbuat zhalim kepada kami. Tolonglah kami atas orang yang memusuhi kami. Jangan jadikan musibah bagi kami dalam agama kami. Jangan Engkau jadikan dunia menjadi kebingunagn kami yang paling besar dan tujuan dari ilmu kami. Jangan Engkau kuasakan kepada kami orang-orang yang tidak menyayangi kami.” (diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Ibn Umar ra.). Aamiin. So, Tetap SEMANGAT berjati diri MUSLIM! Yeahhh! [Hikari Inqilabi]
STAY IN THE LINE!
(Hidupku HANYA Untuk DAKWAH!)
Khusus buat D’RISEr yang D’RISE cintai karena ALLAH:
Jadilah pribadi-pribadi yang selalu takut kepada ALLAH SWT. Jadilah mawar ideologis! Pribadi-pribadi yang harum karena ideologi ISLAM yang mentajasad (mendarah daging) dalam diri.
Jangan kau alihkan dirimu dari perjuangan. Jangan kau tetapkan hatimu pada kekalahan. Karena semua pasti mutlak terbayarkan. Maka selesaikan!
Bersama kami rombongan para pembela ISLAM. Yang bergerak serempak dan terus melaju tanpa karam. Meski keram, namun geram kami pada kekufuran lebih seram. Didihkan ‘azzam!
Dan biarkan ia bergolak menggelegak menantang malam. O no bara… hitobito wa, anata ga shitte iru matte iru no ka? Kore ijou no fuman, naite, daun o jikkou mashiteya! Anata wa yogen-sha nou souzoku-jindesu. Jiman no sensou bara! Hmm!
(Wahai MAWAR! Umat menunggumu kau tahu? Jangan lagi menangis, mengeluh, lari, apalagi jatuh! Kau adalah PEWARIS NABI! Sekumtum MAWAR ideologis yang membanggakan! Hmm!)”
Domo arigato gozaimas n_n [Hikari Inqilabi]
Ibu I Love You

“Keridhoan Allah itu ada pada keridhoan orangtua dan kemurkaanNya berada pada kemurkaan keduanya.” (HR.Thabrani)
IBU, I LOVE YOU![D'Rise#08]Tak terhitung berapa kali Hikari sering mengalami perasaan-perasaan cemburu buta pada Ibu. Sering merasa terdiskriminasi padahal realitanya tak seperti apa yang Hikari pikir. Dudutz! Konyol kalau mengingat semuanya. Ah, Ibu… Tak terasa Hikari sering melukai rasa dan hati Ibu yang sejernih air yang mengalir di sungai-sungai surga. Hikari sering tak peka akan mau Ibu, tak patuh akan nasihat dan perintah Ibu, membuat air mata Ibu yang suci itu jatuh dan jatuh lagi. Padahal semenjak kecil Ibu selalu memberikan semuanya untuk Hikari. Tak terhitung, dan tentu tak bisa Hikari balas dengan setimpal apa yang sudah Ibu curahkan. Tak terbayarkan…
Rasanya nggak FAIR kalo Hikari marah or memiliki perasaan benci pada Ibu. NGGAK PANTAS! NGGAK TAU DIRI! Ibu seorang wanita mulia. Seorang wanita yang sudah melahirkan Hikari dengan susah payah, membesarkan Hikari, memberikan perawatan en pendidikannya yang terbaik… Menjadikan Hikari perempuan yang bisa sekuat ini… Itu semua karena jerih Ibu seorang yang mengawali. Hikari bener-benar malu kalau harus mengingat seluruh salah dan khilaf Hikari pada Ibu.
Allahu Rabb… semoga Engkau sudi mengampuni… Hikari sangat sadar, bahwa Hikari sering berlaku keterlaluan pada Ibu. Mengacuhkan curhatan Ibu, atau bersikap nggak peduli terhadap kesusahan-kesusahan Ibu. Rasanya, maaf total dalam setiap tahun di momen Lebaran, doa-doa yang selalu terpanjat seusai sholat, atau sungkem setiap waktu pun belum cukup untuk menandingi apa yang sudah Ibu beri. Masyaa Allah… Semoga Allah senantiasa menuntun diri ini untuk senantiasa bersikap makruf terhadap orangtua… Allahu ahad......!
Allah Swt. Berfirman:
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orangtuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua orangtuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.” (TQS. Luqman [31]; 14)
BAKTI! Bakti kepada Ibu adalah wujud ketaatan kita kepada Allah. Maka, selama itu yang terbaik, WAJIB untuk kita berikan kepada Ibu kita. So, berdoalah kepada Allah agar Allah memudahkan kita untuk bisa berbakti dan menjadikan kita anak yang sholih! “Robbi hablii minas-shoolihiin…!”
Dalam firmanNya, Allah Swt. telah mengajarkan doa yang bisa kita jadikan kado terindah untuk kedua orangtua kita. Coba buka Al-Quran deh. Surah Al-Ahqaf [46] ayat 15. “…Ya Tuhanku, berikanlah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmatMu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku, dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau Ridhoi; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sungguh, aku bertobat kepada Engkau, dan sungguh, aku termasuk orang Muslim.”
Maka kawan, berhentilah untuk menjadi anak yang membangkang terhadap hukum-hukum Allah. Kita tentu sudah mampu berpikir dengan sempurna. Mana yang baik, mana yang tidak untuk kita. Kita sudah dewasa, janganlah bersikap seperti anak-anak lagi. Sudah saatnya kita tunjukkan kepada orangtua kita, bahwa kita ini adalah anak mereka yang SHOLIH! Yang mampu membanggakan keduanya DUN-YAA WAL AAKHIRAH! Insyaa Allah, bi idznillah… Hmm! (Hikari Inqilabi)